TMMD dan Tukang Kredit, sama-sama Masuk Desa, ibarat anugerah dan bencana.

Dahulu ada istilah ABRI masuk Desa saat ini sudah digantikan oleh TMMD atau TNI Manunggal Membangun Desa, lalu bagaimana dengan tukang kredit masuk desa (Bank Kloyong), apakah perannya bisa digantikan oleh desa, terutama oleh BUMDES, tentu saja bisa, asal desa mau apa tidak. Masalahnya adalah lebih banyak desa yang tidak mau daripada desa yang mau. Keberadaan TMMD ibarat anugerah dan bank Kloyong adalah bencana.

Keberadaan Bank Kloyong sudah sangat meresahkan masyarakat, katanya meresahkan, tapi masih saja banyak nasabahnya, jawabannya karena kepepet butuh uang, sebenarnya jika dibuat sederhana, kita bisa mencontoh TNI kita, jaman dulu ABRI masuk desa oleh sebagian orang dianggap "meresahkan", kini setelah ada TMMD justru sangat membantu masyarakat.

Hal yang sama bisa dilakukan pada bank Kloyong, jika pemerintah desa mau memberikan fasilitas kredit untuk warganya, tentu ini bisa menggantikan peran bank Kloyong. Tentunya pihak desa  perlu melakukan kajian untuk menentukan formula yang tepat, seperti misalnya memberikan kredit dalam bentuk barang, bukan dalam bentuk uang, atau kredit berbasis tempat ibadah seperti kredit mesra di Kota Bandung.

Bahkan sudah ada desa dan pemerintahannya secara terang-terangan menolak keberadaan Bank Kloyong di desa mereka, dengan membuat larangan melalui peraturan desa atau perdes. Tidak berhenti sampai disitu, mereka juga membuat spanduk penolakan dengan berbagai spanduk yang dipasang di setiap sudut Desa. Dan yang paling penting adalah Desa bisa menyediakan fasilitas kredit untuk masyarakatnya.

Soffa Mustoffa